Analisa Teologis Tentang Larangan Beribadah Bagi Perempuan Saat Menstruasi

Ibadah merupakan cara manusia untuk berkomunikasi serta membangun hubungan yang lebih intim dengan Tuhannya setiap kepercayaan memiliki cara yang berbeda, seperti yang terjadi di gereja AFY Nias salah satu gereja local yang didirikan oleh orang Nias asli. Larangan untuk beribadah kepada kaum wanita pada saat menstruasi, kurangnya pemahaman yang cukup dalam menafsirkan Alkitab sehingga menimbulkan presepsi yang salah yang membawa dampak besar bagi kehidupan wanita, ini merupakan kelalain yang sudah berlangsung begitu lama di karenakan factor pendidikan yang kurang bagi para hamba Tuhan serta pelayan gereja. Ibadah merupakan kebutuhan rohani orang Kristen sehingga penelitian ini berusaha untuk meningkatkan pemahaman jemaat tentang ibadah sejati orang Kristen. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif yang mengambarkan keadaan yang terjadi dalam gereja afy serta factor penyebab dari permasalahan gereja ini dengan metode analisis interpretative case study reseach (studi kasus), perempuan dilarang atau dibatasi merupakan subyek dari penelitian ini. Melalui Yesus banyak nilai yang Dia tanamkan bahwa tidak ada perbedaan maskulin dan feminisme namun sederajat, kritikan-kritikan Yesus kepada Kaum ahli Taurat, farisi dan pemuka agama lainnya perbedaan perempuan dan laki-laki, najis dan tidak najis, sehingga perempuan diberikan kebebasan dari penindasan dan tuntutan hukum taurat. Ajaran Yesus menjadi motivasi, ada perubahan besar melalui ajaran Yesus ini. Yesus sendiri secara radikal menentang pratiarkal dan membela kaum lemah. Ajaran Yesus semestinya menjadi pengajaran bagi jemaat bahwa ketidakadilan, penindasan, deskriminasi, pembatasan terhadap perempuan tidak terjadi kembali.